Senin, 23 Desember 2013

Pemograman Visual Basic

Bahasa Pemrograman Visual Basic
                   Visual basic merupakan bahasa pemrograman yang diciptakan oleh Microsoft dan termasuk kedalam bahasa pemrograman tingkat tinggi. Visual basic digunakan dalam pengembangan multimedia, WEB dan database. Pengolahan database dapat dijalankan secara cepat karena Windows sendiri telah mendukung  Visual basic dengan banyaknya library yang disediakan.
Penulis memilih Visual basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman pengembangan perangkat lunak ini, karena kemampuan  akses database dan akses hardware tidak terlalu rumit, dikarenakan banyak vendor hardware merekomendasikan drivernya dalam flatform Windows.
      Komponen Visual basic 6.0
Ada beberapa komponen dari visual basic, antara lain :
1)Project
Project adalah sekumpulan  modul dan projek adalah aplikasi itu sendiri.
Project menyimpan semua komponen, serta yang berhubungan dengan aplikasi yang terdapat dalam projek. Projek tersimpan dalam ekstension file .VBJ pada Projek terdapat tiga jendela yaitu View code sebagai jendela editor, view objek digunakan untuk bentuk formula dan terakhir adalah jendela folder
Project explorer, Form, Toolbox dan Property
 Project explorer, Form, Toolbox dan Property
Sumber : Microsoft Visual 6.0 Step By Step (Deborah)
2)Form
            Form adalah suatu objek sebagai media tempat bekerja program aplikasi baru,  dan didalam form terdapat code-code yang akan mengoperasikan semua objek yang melengket dalam form tersebut.
3)Toolbox
            Toolbox adalah kumpulan objek-objek yang akan digunakan dalam program.
4) Properti
Digunakan untuk mengatur form dan objek lainya yang terdapat dalam form  aplikasi tersebut.

MAKALAH FARMAKOLOGI OBAT ANTIHISTAMIN


TUGAS MAKALAH FARMAKOLOGI
OBAT ANTIHISTAMIN

Logo BM.jpg

Disusun Oleh :
1.      Dimas Soekma Putra                        (A11112282)
2.      Dina Ayu Fitriana                             (A11112283)
3.      Eka Yuliani                                        (A11112284)
4.      Endah Sri Rejeki                               (A11112286)
5.      Erwin Adi Nugroho                          (A11112287)
6.      Ike Yuliana                                        (A11112288)



PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLTEKKKES BHAKTI MULIA
2013




OBAT ANTIHISTAMIN

A.    PENGERTIAN
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor – histamine (penghambatan saingan). Pada awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2, maka secara farmakologi reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu reseptor-H1 dan reseptor-H2.
Berdasarkan penemuan ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (singkatnya disebut H1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam.
1.      H1-blockers (antihistaminika klasik)
Mengantagonir histamin dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction). Efeknya adalah simtomatis, antihistmin tidak dapat menghindarkan timbulnya reaksi alergi Dahulu antihistamin dibagi secara kimiawi dalam 7-8 kelompok, tetapi kini digunakan penggolongan dalam 2 kelompok atas dasar kerjanya terhadap SSP, yakni zat-zat generasi ke-1 dan ke-2.
a.       Obat generasi ke-1: prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin, difenhidramin, klemastin (Tavegil), siproheptadin (periactin), azelastin (Allergodil), sinarizin, meklozin, hidroksizin, ketotifen (Zaditen), dan oksatomida (Tinset). Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan kebanyakan memiliki efek antikolinergis.
b.      Obat generasi ke-2: astemizol, terfenadin, dan fexofenadin, akrivastin (Semprex), setirizin, loratidin, levokabastin (Livocab) dan emedastin (Emadin). Zat- zat ini bersifat khasiat antihistamin hidrofil dan sukar mencapai CCS (Cairan Cerebrospinal), maka pada dosis terapeutis tidak bekerja sedative. Keuntungan lainnya adalah plasma t2-nya yang lebih panjang, sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari. Efek anti-alerginya selain berdasarkan, juga berkat dayanya menghambat sintesis mediator-radang, seperti prostaglandin, leukotrin dan kinin.

2.      H2-blockers (Penghambat asma)
Obat-obat ini menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Efeknya adalah berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan tekanan darah menurun. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambug usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Lagi pula sering kali bersama suatu zat stimulator motilitas lambung (cisaprida) pada penderita reflux. Penghambat asam yang dewasa ini banyak digunakan adalah simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin dan roksatidin yang merupakan senyawa-senyawa heterosiklis dari histamin.

B.     PENGGUNAAN UMUM
Menghilangkan gejala yang behubungan dengan alergi, termasuk rinithis, urtikaria dan angiodema, dan sebagai terapi adjuvant pada reaksi anafilaksis. Beberapa antihistamin digunakan untuk mengobati mabuk perjalanan (dimenhidrinat dan meklizin), insomnia (difenhidramin), reaksi serupa parkinson (difenhidramin), dan kondisi nonalergi lainnya.
Lazimnya dengan “ antihistaminika” selalu dimaksud H-1 blockers. Selain bersifat antihistamin, obat-obat ini juga memiliki berbagai khasiat lain, yakni daya antikolinergis,antiemetis dan daya menekan SSP (sedative),dan dapat menyebabkan konstipasi, mata kering, dan penglihatan kabur, sedangkan beberapa di antaranya memiliki efek antiserotonin dan local anestesi (lemah).
Berdasarkan efek ini, antihistaminika digunakan secara sistemis ( oral,injeksi) untuk mengobati simtomatis bermacam-macam gangguan alergi yang disebabkan oleh pembebasan histamine. Di samping rhinitis, pollinosis dan alergi makanan/obat, juga banyak digunakan pada sejumlah gangguan berikut:
1.      Asma yang bersifat alergi, guna menanggulangi gejala bronchokonstriksi. Walaupun kerjanya baik, namun efek keseluruhannya hanya rendah berhubung tidak berdaya terhadap mediator lain (leukotrien) yang juga mengakibatkan penciutan bronchi. Ada indikasi bahwa penggunaan dalam bentuk sediaan inhalasi menghasilkan efek yang lebih baik. Obat-obat ketotifen dan oksatomida berkhasiat mencegah degranulasi dari mastcells dan efektif untuk mencegah serangan.
2.      Sengatan serangga khususnya tawon dan lebah, yang mengandung a.l. histamine dan suatu enzim yang mengakibatkan pembebasannya dari mastcells. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, obat perlu diberikan segera dan sebaiknya melalui injeksi adrenalin i.m. atau hidrokortison i.v.
3.      Urticaria (kaligata, biduran). Pada umumnya bermanfaat terhadap meningkatnya permeabilitas kapiler dan gatal-gatal, terutama zat-zat dengan kerja antiserotonin seperti alimemazin (Nedeltran), azatadin dan oksatomida. Khasiat antigatal mungkin berkaitan pula dengan efek sedative dan efek anestesi local.
4.      Stimulasi nafsu makan. Untuk menstimulasi nafsu makan dan dengan demikian menaikkan berat badan, yakni siproheptadin ( dan turunannya pizotifen) dan oksatomida. Semua zat ini berdaya antiserotonin.
5.      Sebagai sedativum berdasarkan dayanya menekan SSP, khususnya prometazin dan difenhidramin serta turunannya. Obat-obat ini juga berkhasiat meredakan rangsangan batuk, sehingga banyak digunakan dalam sediaan obat batuk popular.
6.      Penyakit Parkinson berdasarkan daya antikolinergisnya, khususnya difenhidramin dan turunan 4-metilnya (orfenadrin) yang juga berkhasiat spasmolitis.
7.      Mabuk jalan dan Pusing (vertigo) berdasarkan efek antiemetisnya yang juga berkaitan dengan khasiat antikolinergis, terutama siklizin,meklizin dan dimenhidrinat, sedangkan sinarizin terutama digunakan pada vertigo.
8.      Shock anafilaksis di samping pemberian adrenalin dan kortikosteroid. selain itu, antihistaminika banyak digunakan dalam sediaan kombinasi untuk selesma dan flu.

C.    MACAM
Menurut struktur kimianya antihistaminika dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yang mana sejumlah memiliki rumus dasar sebagai berikut:
R-X-C-C-N=R1 dan R2. Dimana X = atom O, N atau C; R= gugus aromatic dan/atau heterosiklik, R1 dan R2 = gugus metal atau heterosiklik. Dapat dilihat bahwa inti molekul terdiri atas etilamin, yang juga terdapat dalam molekul histamine. Adakalanya gugus ini merupakan bagian dari suatu struktur siklik, seperti umpamanya pada antazolin dan klemastin, zat-zat ini berdaya antikolinergik dan sedative agak kuat.
1.      Derivat Etanolamin (X = O)
a.       Difenhidramin : Benadryl
Di samping daya antikolinergik dan sedative yang kuat, antihistamin ini juga bersifat spasmolitik, anti-emetik dan antivertigo (pusing-pusing). Berguna sebagai obat tambahan pada Penyakit Parkinson, juga digunakan sebagai obat anti-gatal pada urticaria akibat alergi (komb. Caladryl, P.D.)
Dosis: oral 4 x sehari 25-50mg, i.v. 10-50mg.
·         2 - Metildifenhidramin = Orfenadrin (Disipal, G.B.)
Dengan efek antikolinergik dan sedative ringan, lebih disukai sebagai obat tambahan Parkinson dan terhadap gejala-gejala ekstrapiramidal pada terapi dengan neuroleptika
Dosis: oral 3 x sehari 50mg.
·         4 - Metildifenhidramin (Neo-Benodin®)
Lebih kuat sedikit dari zat induknya. Digunakan pada keadaan-keadaan alergi pula.
Dosis: 3 x sehari 20-40mg
·         Dimenhidrinat (Dramamine, Searle)
Adalah senyawa klorteofilinat dari difenhidramin yang digunakan khusus pada mabuk perjalanan dan muntah-muntah sewaktu hamil.
Dosis: oral 4 x sehari 50-100mg, i.m. 50mg
·         Klorfenoksamin (Systral, Astra)
Adalah derivate klor dan metal, yang antara lain digunakan sebagai obat tambahan pada Penyakit Parkinson.
Dosis: oral 2-3 x sehari 20-40mg (klorida), dalam krem 1,5%.
·         Karbinoksamin : (Polistin, Pharbil)
Adalah derivat piridil dan klor yang digunakan pada hay fever.
Dosis: oral 3-4 x sehari 4mg (maleat, bentuk,dll).
b.      Kiemastin: Tavegyl (Sandos)
Memiliki struktur yang mirip klorfenoksamin, tetapi dengan substituent siklik (pirolidin). Daya antihistaminiknya amat kuat, mulai kerjanya pesat, dalam beberapa menit dan bertahan lebih dari 10 jam. Antara lain mengurangi permeabilitas dari kapiler dan efektif guna melawan pruritus alergis (gatal-gatal).
Dosis: oral 2 x sehari 1mg a.c. (fumarat), i.m. 2 x 2mg.

2.      Derivat Etilendiamin (X=N)
Obat-obat dari kelompok ini umumnya memiliki data sedative yang lebih ringan.
a.       Antazolin : fenazolin, antistin (Ciba)
Daya antihistaminiknya kurang kuat, tetapi tidak merangsang selaput lender. Maka layak digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi pada mata dan hidung (selesma) sebagai preparat kombinasi dengan nafazolin (Antistin-Privine, Ciba).
Dosis: oral 2-4 x sehari 50-100mg (sulfat).
b.      Tripelenamin (Tripel, Corsa-Azaron, Organon)
Kini hanya digunakan sebagai krem 2% pada gatal-gatal akibat reaksi alergi (terbakar sinar matahari, sengatan serangga, dan lain-lain).
c.       Mepirin (Piranisamin)
Adalah derivate metoksi dari tripelenamin yang digunakan dalam kombinasi dengan feniramin dan fenilpropanolamin (Triaminic, Wander) pada hay fever.
Dosis: 2-3 x sehari 25mg.
d.      Klemizol ( Allercur, Schering)
Adalah derivate klor yang kini hanya digunakan dalam preparat kombinasi anti-selesma (Apracur, Schering) atau dalam salep/suppositoria anti wasir (Scheriproct, Ultraproct, Schering).

3.      Derivat Propilamin (X=C)
Obat-obat dari kelompok ini memiliki daya antihistamin kuat.
a.       Feniramin : Avil (Hoechst)
Zat ini berdaya antihistamink baik dengan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan pula dalam obat-obat batuk.
Dosis: oral 3 x sehari 12,5-25mg (maleat) pada mala hari atau 1 x 50mg tablet retard; i.v. 1-2 x sehari 50mg; krem 1,25%.
·         Klorfenamin (Klorfeniramin. Dl-, Methyrit, SKF)
Adalah derivate klor dengan daya 10 kali lebih kuat, sedangkan derajat toksisitasnya praktis tidak berubah. Efek-efek sampingnya antara lain sifat sedatifnya ringan. Juga digunakan dalam obat batuk. Bentuk-dextronya adalah isomer aktif, maka dua kali lebih kuat daripada bentuk dl (rasemis)nya: dexklorfeniramin (Polaramin, Schering).
Dosis: 3-4 x sehari 3-4mg (dl, maleat) atau 3-4 x sehari 2mg
(bentuk-d).
·         Bromfeniramin (komb.Ilvico, Merck)
Adalah derivate brom yang sama kuatnya dengan klorfenamin, padamana isomer-dextro juga aktif dan isomer-levo tidak. Juga digunakan sebagai obat batuk.
Dosis: 3-4 x sehari 3mg (maleat).
b.      Tripolidin : Pro-Actidil
Derivat dengan rantai sisi pirolidin ini berdaya agak kuat, mulai kerjanya pesat dan bertahan lama, sampai 24 jam (sebagai tablet retard).
Dosis: oral 1 x sehari 10mg (klorida) pada malam hari berhubung efek sedatifnya.

4.      Derivat Piperazin
Obat-obat kelompok ini tidak memiliki inti etilamin, melainkan piperazin. Pada umumnya bersifat long-acting, lebih dari 10 jam.
a.       Siklizin : Marzine
Mulai kerjanya pesat dan bertahan 4-6 jam lamanya. Terutama digunakan sebagai anti-emetik dan pencegah mabuk jalan. Namun demikian obat-obat ini sebaiknya jangan diberikan pada wanita hamil pada trimester pertama.
·         Meklozin (Meklizin, Postafene/Suprimal®)
Adalah derivat metilfenii dengan efek lebih panjang, tetapi mulai kerjanya baru sesudah 1-2 jam. Khusus digunakan sebagai anti-emetik dan pencegah mabuk jalan.
Dosis: oral 3 x sehari 12,5-25mg.
·         Buklizin (longifene, Syntex)
Adalah derivate siklik dari klorsiklizin dengan long-acting dan mungkin efek antiserotonin. Disamping anti-emetik,juga digunakan sebagai obat anti pruritus dan untuk menstimulasi nafsu makan.
Dosis: oral 1-2 x sehari 25-50mg.



·         Homoklorsiklizin (homoclomin, eisai)
Berdaya antiserotonin dan dianjurkan pada pruritus yang bersifat alergi.
Dosis: oral 1-3 x sehari 10mg.
b.      Sinarizin : Sturegon (J&J), Cinnipirine(KF)
Derivat cinnamyl dari siklizin ini disamping kerja antihistaminnya juga berdaya vasodilatasi perifer. Sifat ini berkaitan dengan efek relaksasinya terhadap arteriol-arteriol perifer dan di otak (betis,kaki-tangan) yang disebabkan oleh penghambatan masuknya ion-Ca kedalam sel otot polos. Mulai kerjanya agak cepat dan bertahan 6-8 jam, efek sedatifnya ringan. Banyak digunakan sebagai obat pusing-pusing dan kuping berdengung (vertigo, tinnitus).
Dosis: oral 2-3 x sehari 25-50mg.
·         Flunarizin (Sibelium, Jansen)
Adalah derivat difluor dengan daya antihistamin lemah. Sebagai antagonis-kalsium daya vasorelaksasinya kuat. Digunakan pula pada vertigo dan sebagai pencegah migran.

5.      Derivat Fenotiazin
Senyawa-senyawa trisiklik yang memiliki daya antihistamin dan antikolinergik yang tidak begitu kuat dan seringkali berdaya sentral kuat dengan efek neuroleptik.
a.       Prometazin: (Phenergan (R.P.)
Antihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi-reaksi alergi akibat serangga dan tumbuh-tumbuhan, sebagai anti-emetik untuk mencegah mual dan mabuk jalan. Selain itu juga pada pusing-pusing (vertigo) dan sebagai sedativum pada batuk-batuk dan sukar tidur, terutama pada anak-anak. Efek samping yang umum adalah kadang-kadang dapat terjadi hipotensi,hipotermia(suhu badan rendah), dan efek-efek darah (leucopenia, agranulocytosis)
Dosis: oral 3 x sehari 25-50mg sebaiknya dimulai pada malam hari; i.m. 50mg.
·         Tiazinamium (Multergan, R.P.)
Adalah derivat N-metil dengan efek antikolinergik kuat, dahulu sering digunakan pada terapi pemeliharaan terhadap asma.
·         Oksomemazin (Doxergan, R.P.)
Adalah derivat di-oksi (pada atom-S) dengan kerja dan penggunaan sama dengan prometazin, antara lain dalam obat batuk.
Dosis: oral 2-3 x sehari 10mg.
·         Alimemazin (Nedeltran®)
Adalah analog etil denagn efek antiserotonin dan daya neuroleptik cukup baik. Digunakan sebagai obat untuk menidurkan anak-anak, adakalanya juga pada psikosis ringan.
Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg.
·         Fonazin (Dimetiotiazin)
Adalah derivat sulfonamida dengan efek antiserotonin kuat yang dianjurkan pada terapi interval migraine.
Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg.
b.      Isotipendil: Andantol (Homburg)
Derivat aso-fenotiazin ini kerjanya pendek dari prometazin dengan efek sedatif lebih ringan.
Dosis: ora; 3-4 x sehari 4-8mg, i.m. atau i.v. 10mg.
·         Mequitazin (Mircol, ACP)
Adalah derivat prometazin dengan rantai sisi heterosiklik yang mulai kerjanya cepat, efek-efek neurologinya lebih ringan. Digunakan pada hay fever, urticaria dan reaksi-reaksi alergi lainnya.
Dosis: oral 2 x sehari 5mg.
·         Meltidazin (Ticaryl, M.J.)
Adalah derivat heterosiklik pula (pirolidin) dengan efek antiserotonin kuat. Terutama dianjurkan pada urticaria.
Dosis: oral 2 x sehari 8mg.

Sewaktu diketahui bahwa histamine mempengaruhi banyak proses faalan dan patologik, maka dicarikan obat yang dapat mengantagonis efek histamine. Epinefrin merupakan antagonis faalan pertama yang digunakan. Antara tahun 1937-1972, beratus-ratus antihistamin ditemukan dalam terapi, tetapi efeknya tidak banyak berbeda.
Antihistamin misalnya antergan, neoantergan, difenhidramin dan tripelenamin dalam dosis terapi efektif untuk mengobati udem, eritem dan pruritus terapi tidak dapat melawan efek hipersekresi asam lambung akibat histamin. Antihistamin tersebut di atas digolongkan dalam antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1).

D.    ANTAGONISME TERHADAP HISTAMIN AH1
Menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan bermacam-macam otot polos, selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pengelepasan histamine endogen berlebihan.
        Otot polos: secara umum AH1 efektif menghambat kerja histamine pada otot polos (usus,bronkus). Permeabilitas kapiler: peninggian permeabilitas kapiler dan udem akibat histamin, dapat dihambat dengan efektif oleh AH1.
        Reaksi anafilaksis dan alergi: reaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1, karena disini bukan histamine saja yang berperan tetapi autakoid lain juga dilepaskan. Efektivitas AH1 melawan reaksi hipersensitivitas berbeda-beda, tergantung beratnya gejala akibat histamin.
        Kelenjar eksokrin: efek perangsangan histamine terhadap sekresi cairan lambung tidak dapat dihambat oleh AH1. AH1 dapat menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat histamin.
        Susunan saraf pusat: AH1 dapat merangsang maupun menghambat SSP. Efek perangsangan yang kadang-kadang terlihat dengan dosis AH1 biasanya ialah insomnia, gelisah dan eksitasi. Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan SSP dengan gejala misalnya kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat.
        Antihistamin yang relative baru misalnya terfenadin, astemizol, tidak atau sangat sedikit menembus sawar darah otak sehingga pada kebanyakan pasien biasanya tidak menyebabkan kantuk, gangguan koordinasi atau efek lain pada SSP. AH1 juga efektif untuk mengobati mual dan muntah akibat peradangan labirin atau sebab lain.

E.       FARMAKOKINETIK
Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. Efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 setelah pemberian dosis tunggal kira-kira 4-6 jam, untuk golongan klorsiklizin 8-12 jam. Difenhidramin yang diberikan secara oral akan mencapai kadar maksimal dalam darah setelah kira-kira 2 jam dan menetap pada kadar tersebut untuk 2 jam berikutnya, kemudian dieliminasi dengan masa paruh kira-kira 4 jam.
Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot dan kulit kadarnya lebih rendah. Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan ginjal. Tripelenamin mengalami hidroksilasi dan konjugasi sedangkan klorsiklizin dan siklizin terutama mengalami demetilasi. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya.
Anestesi lokal: beberapa AH1 bersifat anestetik lokal dengan intensitas berbeda. AH1 yang baik sebagai anestesi lokal ialah prometazin dan pirilamin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek tersebut dibutuhkan kadar yang beberapa kali lebih tinggi daripada sebagai antihistamin.
Antikolinergik: banyak AH1 bersifat mirip atropin. Efek ini tidak memadai untuk terapi, tetapi efek antikolinergik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut kering, kesukaran miksi dan impotensi. Sistem kardiovaskular: dalam dosis terapi, AH1 tidak memperlihatkan efek yang berarti pada system kardiovaskular. Beberapa AH1 memperlihatkan sifat seperti kuinidin pada konduksi miokard berdasarkan sifat anestetik lokalnya.

F.     EFEK SAMPING
Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang paling sering ialah sedasi, yang justru menguntungkan bagi pasien yang dirawat di RS atau pasien yang perlu banyak tidur.
Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang memerlukan kewaspadaan tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Pengurangan dosis atau penggunaan AH1 jenis lain mungkin dapat mengurangi efek sedasi ini. Astemizol, terfenadin, loratadin tidak atau kurang menimbulkan sedasi.
Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euphoria, gelisah, insomnia dan tremor. Efek samping yang termasuk sering juga ditemukan ialah nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare, efek samping ini akan berkurang bila AH1 diberikan sewaktu makan.
Efek samping lain yang mungkin timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan. Insidens efek samping karena efek antikolinergik tersebut kurang pada pasien yang mendapat antihistamin nonsedatif.
AH1 bisa menimbulkan alergi pada pemberian oral, tetapi lebih sering terjadi akibat penggunaan lokal berupa dermatitis alergik. Demam dan foto sensitivitas juga pernah dilaporkan terjadi. Selain itu pemberian terfenadin dengan dosis yang dianjurkan pada pasien yang mendapat ketokonazol, troleandomisin, eritromisin atau lain makrolid dapat memperpanjang interval QT dan mencetuskan terjadinya aritmia ventrikel.
Hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat dan pasien-pasien yang peka terhadap terjadinya perpanjangan interval QT (seperti pasien hipokalemia). Kemungkinan adanya hubungan kausal antara penggunaan antihistamin non sedative dengan terjadinya aritmia yang berat perlu dibuktikan lebih lanjut.

G.    INTOKSIKASI AKUT AH1
Keracunan akut AH1 terjadi karena obat golongan ini sering terdapat sebagai obat persediaan dalam rumah tangga. Pada anak, keracunan terjadi karena kecelakaan, sedangkan pada orang dewasa akibat usaha bunuh diri. Dosis 20-30 tablet AH1 sudah bersifat letal bagi anak. Efek sentral AH1 merupakan efek yang berbahaya. Pda anak kecil efek yang dominan ialah perangsangan dengan manifestasi halusinasi, eksitasi, ataksia, inkoordinasi, atetosis dan kejang. Kejang ini kadang-kadang disertai tremor dan pergerakan atetoid yang bersifat tonik-klonik yang sukar dikontrol.
Gejala lain mirip gejala keracunan atropine misalnya midriasis, kemerahan di muka dan sering pula timbul demam. Akhirnya terjadi koma dalam dengan kolaps kardiorespiratoar yang disusul kematian dalam 2-18 jam. Pada orang dewasa, manifestasi keracunan biasanya berupa depresi pada permulaan, kemudian eksitasi dan akhirnya depresi SSP lebih lanjut.
H.    PENGOBATAN
Pengobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada antidotum spesifik. Depresi SSP oleh AH1 tidak sedalam yang ditimbulkan oleh barbiturate. Pernapasan biasanya tidak mengalami gangguan yang berat dan tekanan darah dapat dipertahankan secara baik. Bila terjadi gagal napas, maka dilakukan napas buatan, tindakan ini lebih baik daripada memberikan analeptic yang justru akan mempermudah timbulnya konvulsi. Bila terjadi konvulsi, maka diberikan thiopental atau diazepam.
I.       PERHATIAN
Sopir atau pekerja yang memerlukan kewaspadaan yang menggunakan AH1 harus diperingatkan tentang kemungkinan timbulnya kantuk. Juga AH1 sebagai campuran pada resep, harus digunakan dengan hati-hati karena efek AH1 bersifat aditif dengan alcohol, obat penenang atau hipnotik sedative.


Sumber : Yolanda, Arinta. 2011. Farmakologi Obat Antihistamin.

KONSEP PUBLIC RELATIONS


KONSEP PUBLIC RELATIONS
Konsep Dasar PR
-          Setiap orang hidup, setiap hari harus berhubungan dengan lingkungan & orang lain.
-          Organisasi sebagai sebuah sistem juga berinteraksi dengan lingkungan  à untuk mencapai kualitas pelayanan yang terbaik 
-          Konsep dasar PR : suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik brsifat komersial maupun non komersial, di sekitor pemerintah maupun swasta. à jauh lebih luas daripada periklanan atau pemasaran, & keberadaannya jauh lebih awal dari kegiatan2 pemasaran
-          Berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, & melalui kegiatan2 yang diharapkan akan muncul suatu dampak yang positif.
-          Kegiatan PR / humas sudah dibawa manusia sajak lahir ke dunia, dimana setiap kegiatan manusia membutuhkan perubahan yang positif setiap hari untuk mendapatkn nilai tambah dari setiap kegiatan yang dilakukan
Sejarah PR
  Kapan keberadaan PR dimulai ?
  Istilah PR muncul di AS sebagai perekat hubungan dalam kehidupan yang digunkan oleh Will Blackstone pada tahun 1765. Jefferson menggunakan istilah itu pada tahun 1807 untuk menyatakan hubungan kemasyarakatan dalam ketatanegaraan. Selanjutnya sekitar abad XX muncul beberapa biro penasehat PR yang mandiri
  Th 1960-an terjadi perubahan suasana dalam masyarakat. Semua orang ingin didengar pendapatnya, semua menuntut prsamaan hak & demokrasi menuntut partisipasi & keterbukaan di semua bidang & lingkungan.àdiperlukan PR
  Sajak th 1970-an, berkembanglah suasanan keterbukaan, tidak hanya di bidang usaha tapi juga bidang pemerintahan. Semua warga masyarakat berhak memperoleh informsi yang benar & lengkap, disamping itu brhak untuk mengevaluasi & menanggapi berbagai informsi yang ada. Ini semua makin melengkapi tugas bidang PR
DEFINISI PUBLIC RELATIONS
}  Public relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial maupun non komersial.
}  PR selalu muncul diluar kendali
}  PR atau humas àsemua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya.
}  Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami humas

1.      PR menurut Frank Jefkins
}  PR merupakan rangkuman kegiatan komunikasi yang terencana, baik kedalam maupun keluar, antara organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang dilandaskan pada saling pengertian.
a.       PR merupakan kegiatan komunikasi yang terencana à bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh PR selalu terencana dengan baik sebelum dilakukan pelaksanaan kegiatan.
b.      Kedalam & keluar à PR dilaksanakan kedalam maupun keluar organisasi, sehingga setiap kegiatan PR tidak hnya untuk Kepantingan keluar organisasi saja, tp juga brmanfaat untuk pihak dalam orgnisasi.
c.       Komunikasi antara orgnisasi dengan publiknya àdilaksankn untuk mencapai Sebuah komunikasi antara organisasi dengan publiknya dengan tujuan saling pengertian
2.      PR menurut Denny Griswold
}  Fungsi manajemen yang melakukan penilaian atas perilaku publik, mengidentifikasi kbijaksanaan2 & prosedur yang berlangsung pada individu atau organisasi, serta merencanakan & melaksanakan kegiatan untuk memperoleh pengertian & sikap mau menerima dari publiknya.
a.       Sebuah fungsi manajemen yang menilai perilaku publik àmenilai fenomena apa yang sedang terjadi saat ini
b.      Mengidentifikasi kebijaksanaan & prosedur àharus mampu mngidentifikasi kbijaksanaan apa yang diperlukan serta prosedur apa yang harus dilaksanakan.
c.       Merencanakan & melaksanakan kegiatan untuk memperoleh pengertian & sikap mau menerima dari publiknyaà Kegiatan PR adalah untuk memperoleh pengertian & ajakan sikap mau menerima dari publiknya.
3.      PR menurut Mexican statement
}  Suatu seni & ilmu sosial yang menganalisa berbagai kecenderungan, memperkirakan konsekuesinya, memberikan saran2 pada pimpinan serta melakukan kegiatan atau tindakan yang terencana untuk memenuhi kpentingan organisasi & publiknya.
a.       Suatu seni & ilmu sosial àPR juga mempunyai keindahan layakanya karya seni.
b.      Menganalisa berbagai kecenderungan à fenomena atau perubahan lingkungan yang terjadi selalu dianalisa agar mampu memprkirakan konsekuensi dari resiko yang akan dihadapi, sehingga mampu memberikan saran2 pada pimpinan serta melakukn kegiatan2 atau tindakan yang terencana untuk memenuhi Kepentingan organisasi & publiknya.

4.      PR menurut Public relations association
}  Keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana & berkesinambungan dalam rangka menciptakan & menjaga nilai baik & saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.
Ø  merupakan upaya yang terencana & dilakukn secara terus menerus, dimana setiap kegiatan yang  dilakukan harus melalui proses perencanaan sehingga dapat menciptkan Sebuah nilai baik & saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.
Hubungan PR dengan CS :
}  PR & CS merupakan suatu usaha yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, & dikendalikan secara berkesinambungan antara lembaga dengan target audience atau masyarakat untuk mncapai nilai tambah yang saling menguntungkan dalam setiap kegiatan.
}  PR & CS menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkn antara satu dengan yang lain dalam rangka mnciptakan saling pengertian antara Sebuah lembaga atau institusi dengan target audience atau masyarakat.


PERAN, MANFAAT, DAN TUJUAN
PUBLIC RELATIONS  & CUSTOMER SERVICE

Peran PR & CS



      PR & CS  dalam bidang kesehatan : memberikan pengaruh yang besar terhadap hubungan antara pasien, keluarga pasien, RS, penyedia obat, peralatan kesehatan, Dinkes, semua pihak




Manfaat PR & CS
      Dengan adnya PR & CS àsetiap orang akan berusaha menjadi yang terbaik dalam bekerja serta membantu & melayani orang lain secara baik.
      Bagi organisasi kesehatan  à Memberikan mutu pelayanan yang baik setiap hari kepada semua pelanggan yang terlibat dalam kegiatan sistem kesehatan yang ada.

Tujuan PR & CS
      Organisasi Pemerintah / Swasta, profit /non profit, secara langsung / tidak langsung, formal / informal perlu menjalankan PR & CS


      tujuan secara umum PR & CS :
memperbaiki kualitas hidup secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan menciptakan nilai tambah yang positif setiap hari, sehingga setiap orang akan mncapai derajat kehidupan yang lebih baik dari hari sebelumnya.
      tujuan secara khusus, untuk mndapatkn :
1.      pengertian masyarakat
PR & CS harus didorong untuk mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat.
2.      kepercayaan masyarakat
Bertujuan menumbuhkan serta menjaga kepercayaan masyarakat à peran setiap orang yang terlibat dalam Sebuah kegiatan organisasi harus mampu menumbuhkan serta menjaga kepercayaan yang ada.
Jangan pernah brbohong à sedikit saja orang tidak prcaya maka akan sulit mngembalikan tingkat kepercayaan yang ada.
3.      bantuan masyarakat
Memposisikan diri memberi bukan meminta, à masyarakat merasakan manfaat dengan kehadiran PR & CS.
4.      kerjasama dengan masyarakat
Harus mampu melakukan kerjasama dengan berbagai lapisan masyarakat, karena tujuan utama diadakannya kegiatan PR & CS adalah munculnya kerjasama & saling pengertian dengan masyarakat à masyarakat memperoleh manfaat dengan adanya kegiatan PR & CS.













PUBLIC RELATIONS DAN CUSTOMER SERVICE

Latar belakang
¨  Kegiatan PR berlangsung setiap hari & disetiap kehidupan atau kegiatan, antara lain : Pemerintah, BUMN, Perusahaan industri, Perusahaan media, kegiatan pendidikan, usaha hiburan, klinik, RS, yang brsifat profit maupun non profit.
Kegiatan2 dalam PR
1.      Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi yang lngkap & akurat untuk pihak media massa.
2.      Menyusun serta mendistribusikn sajian berita, foto2 & berbagai artikel yang brkaitan dengan kegiatan2 yang dilakukan oleh perusahaan untuk konsumsi media massa.
3.      Mengorganisasi pelaksanaan konferensi pers, termasuk acara kunjungan kalangan media massa ke perusahaan.
  1. Mengatur acara wawancara antra pihak media massa dengan pihak manajemen.
  2. Melaksanakan fungsi fitigrafi & membentuk Sebuah perpustakaan foto.
  3. Memproduksi media inform internal serta mngelola berbagai bentuk komunikasi internal à majalah, surat kabar, video, presentasi slide, majalah dinding dsb.
  4. Memproduksi jurnal2 eksternal untuk konsumsi pihak luar, misalnya untuk para distributor, para pemakai jasa perusahaan atau konsumen dsb.
  5. Menulis & membuat bahan2 cetak seperti lembaran inform yang memuat tentang profil perusahaan, sajarh perusahaan, laporan tahunan,dsb.
  6. Mengadakan & mengelola berbagai bentuk instrumen audio visual seperti presentasi slide & rekaman video.
  7. Memimpin & mengatur acara2 pameran termasuk juga mnyediakan berbagai macam bahan nya.
  8. Menciptakan & memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan & ciri khasnya
  9. Mngelola hal2 seperti kunjungan pihak luar perusahaan, atau sebaliknya kunjungan dari personil perusahaan ke tmpat2 lain.
  10. Mengikuti rapat2 penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi.
  11. Mengelola berbagai hal yang berkaiatan dengan sponsorship
  12. Mengikuti konferensi yang diselenggarkan oleh divisi atau departemen lain.
  13. Mewakili perusahaan pada prtemuan asosiasi atau himpunan2.
  14. Mendampingi para konsultan eksternal apbl perusahaan mndatangkannya.
  15. Melatih segenap staf PR.
  16. Mengelola survei2, pndapat, serta berbagai macam pnlitian lainnya.
  17. Mengerjakan tugas2 periklanan
  18. Menjalin hubungan dekat dengan politisi & birokrat
  19. Mengatur acara2 resmi
  20. Mengatur acara2 kunjungan dari pejabat, tamu kehormatan maupun tokoh2 asing.
  21. Aktif dalam acara2 pemberian penghargaan.
  22. Mengumpulkan serta mengorganisir berbagai sumber informsi mulai dari kliping koran, berita2 radio, tv serta memantau berbagai laporan dari luar.
  23. Menganalisa umpan balik, laporan & berbagai inform tsb.










KOMUNIKASI DALAM PUBLIC RELATIONS
Pengertian Komunikasi
ž  Komunikasi merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam kegiatan sehari2 seorang PR. Sangat penting dalam rangka meningkatkan kelancaran pekerjaan.
ž  Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa antara 75-90% dari waktu kerja dipergunakan untuk berkomunikasi.
ž  Setiap sikap (dengan atau tnpa kata2) dihadapan orang lain, disadari atau tidak disadari keberadaan & kehadirannya merupakan sebuah komunikasi.
ž  Komunikasi dapat dilakukan dengan 2 cara:
-          lisan
-          tertulis
receptive à (penerima, mendengar, membaca & menerima informasi) dan
productive à(pengirim, pmbicara, penulis, pemberi informasi)
Definisi komunikasi
ž  Berasal dari bahasa latin “communicare”, berarti sama. Jadi kita akan mengadakan komunikasi dengan pihak lain, maka kita harus menentukan sasaran untuk memperoleh pengertian bersama.
ž  Murphy à komunikasi adalah seluruh proses yang diperlukan untuk mencapai pikiran2 yang termaksud oleh orang lain.
ž  Harwood à komunikasi sebagai proses untuk membangkitkan perhatian orang lain yang bertujuan untuk menjalin kembali ingatan2.
ž  Kesimpulan :
komunikasi adalah proses kegiatan2 penyampaian berita yang mngandung arti dari satu pihak kepada pihak lain, dalam usaha mendapatkan saling pengertian.
Pentingnya Komunikasi
  1. Menimbulkan rasa kesetiakawanan & loyalitas antara ; para bawahan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, atasan dengan atasan, pegawai dengan kantor ybs.
  2. Meningkatkan kegairahan bekerja para pegawai.
  3. Meningkatkan moral & disiplin yang tinggi para pegawai
  4. Pengendalian operasional yang efektif & efisien.
  5. Semua pegawai dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan2, ketentuan2 yang diterapkan pimpinan.
  6. Semua informasi, keterangan yang dibutuhkan oleh para pegawai dapat cepat diperoleh.
  7. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap semua pegawai.
  8. Menimbulkan adanya saling pengertian diantara para pegawai & saling menghargai dalam melaksanakan tugas masing2.
  9. Meningkatkan kerjasama diantara para pegawai.
  10. Meningkatkan semangat di kalangan para pegawai.
  11. Untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu pkerjaan.
  12. Suatu cara untuk mendorong manusia kearah cara befikir kreatif.
  13. Salah satu cara untuk menjelaskan persepsi2 & hal2 yang diharapkan dari suatu tanggung jawab.
  14. Suatu cara untuk memenuhi kengintahuan seseorang.
  15. Komunikasi pekerjaan baik formal maupun informal, dapat membentengi anggota organisasi dari gangguan yang mgkn timbul akbat berita2 yang berhubungan dengan pkerjaan.
  16. Merupakan salah satu alat utama bagi anggota orangnisasi untuk bekerjasama.
  17. Komunikasi penting untuk pengambilan kptusan

Unsur dari Proses Komunikasi
  1. Sumber  à pikiran yang timbul & menjadi muatan pesan.
  2. Menyandi/encode à memberikn bentuk pikiran dlm sandi yang dapat dikirimkan.
  3. Pengirim à pelaku yang melaksanakan pengiriman
  4. Pesan à hal yang disampaikan kepada penerima
  5. Saluran à sarana pendukung pesan sehingga menjangkau panca indra.
  6. Mengurai sandi /decode à mengurai sandi agr dipahami penerima.
  7. Gangguan  à dapat terjadi dalam seluruh proses intern & ekstern.
  8. Penerima  à mereka yang menjadi tujuan muatan pesan untuk dipahami.
  9. Hasil yang diharapkan à penerima memahami pesan dengan penuh perhatian, minat, & melaksanakannya.

Klasifikasi Komunikasi
  1. Menurut lawan Komunikasi
a.       komunikasi pribadi à komunikasi satu lawan satu
b.      komunikasi umum à satu lawan banyak, dst
2.      Menurut jumlah yang berkomunikasi
a.       komunikasi perseorangan
b.      komunikasi dalam kelompok
3.      Menurut cara penyampaian :
a.       komunikasi lisan (langsung,tidak langsung)
b.      komunikasi tertulis (gambar, foto, urat,blangko, naskah)
4.      Menurut maksud Komunikasinya:
a.       memberi perintah
b.      memberi selamat,& nasehat
c.       memberi saran
d.      berpidato, memberi ceramah, rapat kerja, berunding, pertemuan2.
5.      Menurut kelangsungannya
a.       Komunikasi langsung
b.      Komunikasi tidak langsung.
6.      Menurut perilaku
a.       komunikasi formal,
b.      informal
c.       nonformal.
7.       Menurut ruang lingkupnya
a.       komunikasi internal
b.      eksternal

Bentuk2 Komunikasi
ž  Komunikasi dapat disampaikn dalam bentuk verbal & non verbal. Komunikasi verbal berbentuk suara yang keluar dari mulut seseorang, & non verbal dengan gerakan tubuh, cara penyampaian, uangkapan wajah,sentuhan, musik, warna, upacar dsb.
ž  Komunikasi non verbal berguna untuk mengulangi, membantah, mengganti, menekankan & mengatur Komunikasi.
Tipe2 Komunikasi
  1. Komunikasi intra personal à segala sesuatu yang dimasukkan dalam diri seseorang melalui pengamatan lingkungan.(mata,telinga,hidung,mulut,sentuhan)
  2. Komunikasi inter personal à segala sesuatu yang berkaitan dengan cara berkomunikasi antar seseorang, agar komunikasi interpersonal berjalan lancar tunjukkan selruh kemampuan verbal maupun non verbal.

Langkah2 Komunikasi yang efektif
ž  Menentukan sasaran dalam komunikasi yang akan dicapai
ž  Menentukan siapa orang yang menjadi sasaran komunikasi.
ž  Menentukan siapa orang menjadi pelaku kegiatan komunikasi
ž  Menentukan cara berkomunikasi
ž  Menentukan hal yang harus dimanfaatkan dalam berkomunikasi (waktu, tempat)
ž  Mengevaluasi hasil yang telah dicapai dalam komunikasi.

Prinsip Komunikasi dalam PR & CS
  1. Credibility /kredibilitas à kemampuan seseorang dalam berkomunikasi terutama membuat rencana kerja, mengorganisasi, keterangan pergaulan.
  2. Context /konteks à kita dapat berbicara apapun tapi berbicaralah secara kontekstual/ inti masalah
  3. Content / isi à kata2 yang diucapkan harus bermakan atau berbobot.
  4. Clarity / jelas à dalam melakukan kegiatan, seorang PR harus jelas & dapat dibuktikan kebenarannya.
  5. Continuity ex consistency /berkesinambungan serta konsisten à seorang PR harus berkomunikasi dengan berkesinambungan & tidak melompat2 topik pembicaraanya.
  6. Channels/ alat bantu à keterampilan menggunakan alat bntu komunikasi sangat diperlukan oleh seorang PR.
  7. Capability of audience /kemampuan menguasai pendengar à dapat membangkitkan suasana.